Sabtu, 23 Februari 2013

"Pressure"



Sebut aku tak tau bersyukur
Atas apa yang telah Tuhan berikan kepadaku
Penghasilan yang memadai
Tunjangan yang lebih dari cukup
Kehidupan yang lebih baik dibanding jika aku tak berada disini saat ini.

Sebut aku tak tau berterima kasih
Berjalan gontai di sabtu pagi yang cerah ini
Menghela nafas berat sedari tadi
Merasakan beban yang begitu berat di bahu ini
Dan rasa sesak yang teramat di hati ini.

Sebut aku tak tau malu
Yang masih berharap mendapat tunjangan lebih
Atas apa yang kuberikan, yang kurasa lebih dibanding orang lain.
Sebut aku ciptaan Tuhan yang sekarang ini dipenuhi rasa iri, rasa benci,
Karena membandingkan apa yang kurasa sungguh tidak adil
Bila dibandingkan dengan yang lain

Mengapa...
Yang lain bisa menikmati indahnya sore tiap harinya
Sedangkan aku harus duduk di depan layar persegi ini, berkutat hingga bulan nampak.
Mengapa bisa? Dengan tunjangan yang sama, mengapa bisa aku dan mereka begitu berbeda?

Tuhanku, adilkah ini buatku?

Salahkah aku menjadikan yang tidak baik sebagai pembanding buatku?
Karena kurasa akulah yang berada di posisi terburuk saat ini.
Tuhan, maafkan aku yang menjadikan harta duniawi ini sebagai ukuran adilmu terhadapku.
Karena dalam pikiran hamba_Mu yang bebal ini, harta duniawi itulah penghargaan atas kerja keras hamba :’(.

Tuhan, aku sungguh ingin meneteskan air mata,
Sungguh ingin berteriak sekuat tenaga,
Hingga rasa sesak ini terlepas dari rongga dada.
Tuhanku, ampuni aku, yang memang sungguh hamba yang tak mensyukuri nikmatMu.
Tunjukilah hamba jalan yang lurus,
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
Bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.


---Dan tekanan ini, menghantarkanku disini,
Senin hingga sabtu, pagi hingga malam,
Tuhan, berilah aku kesabaran selalu, doaku setiap harinya---

Senin, 18 Februari 2013

Tanya Hati

Tanya logika,
mengapa harus bekerja begitu lama untuk menolong sesama.

Kembalikan pada nurani,
mengapa tidak tergetar saat ada yang membutuhkan.

Pertanyaan ironi,
mengapa tidak ingin menggapai pahala di depan mata yang telah dijanjikan Dia melalui firmanNya?

Rugikah kita berbuat kebajikan?
Berdosakah kita?

Tak terpikirkankah bila suatu saat roda kita berputar, kita berada di bawah, dan tak seorang pun mengacuhkan kita?

Hanya menanyakan, tak perlu jawaban.

Tanyakan pada hati, mengapa ragamu disitu tapi jiwamu tidak?
Maka kembalilah resapi firmanNya pada QS Al-Zalzalah:7-8

"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya".
"Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya".

Maha benar Allah dengan segala firmanNya