Sebut aku tak tau bersyukur
Atas apa yang telah Tuhan berikan
kepadaku
Penghasilan yang memadai
Tunjangan yang lebih dari cukup
Kehidupan yang lebih baik
dibanding jika aku tak berada disini saat ini.
Sebut aku tak tau berterima kasih
Berjalan gontai di sabtu pagi
yang cerah ini
Menghela nafas berat sedari tadi
Merasakan beban yang begitu berat
di bahu ini
Dan rasa sesak yang teramat di
hati ini.
Sebut aku tak tau malu
Yang masih berharap mendapat
tunjangan lebih
Atas apa yang kuberikan, yang kurasa
lebih dibanding orang lain.
Sebut aku ciptaan Tuhan yang
sekarang ini dipenuhi rasa iri, rasa benci,
Karena membandingkan apa yang
kurasa sungguh tidak adil
Bila dibandingkan dengan yang
lain
Mengapa...
Yang lain bisa menikmati indahnya
sore tiap harinya
Sedangkan aku harus duduk di
depan layar persegi ini, berkutat hingga bulan nampak.
Mengapa bisa? Dengan tunjangan
yang sama, mengapa bisa aku dan mereka begitu berbeda?
Tuhanku, adilkah ini buatku?
Salahkah aku menjadikan yang
tidak baik sebagai pembanding buatku?
Karena kurasa akulah yang berada
di posisi terburuk saat ini.
Tuhan, maafkan aku yang
menjadikan harta duniawi ini sebagai ukuran adilmu terhadapku.
Karena dalam pikiran hamba_Mu
yang bebal ini, harta duniawi itulah penghargaan atas kerja keras hamba :’(.
Tuhan, aku sungguh ingin
meneteskan air mata,
Sungguh ingin berteriak sekuat
tenaga,
Hingga rasa sesak ini terlepas
dari rongga dada.
Tuhanku, ampuni aku, yang memang
sungguh hamba yang tak mensyukuri nikmatMu.
Tunjukilah hamba jalan yang lurus,
(yaitu) Jalan orang-orang yang
telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
Bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
---Dan tekanan ini,
menghantarkanku disini,
Senin hingga sabtu,
pagi hingga malam,
Tuhan, berilah aku kesabaran
selalu, doaku setiap harinya---